Form WhatsApp

Karateristik Fungsi Pendidikan Dasar (SD)

shape image

Karateristik Fungsi Pendidikan Dasar (SD)

Fungsi Pendidikan di SD

Apa bedanya tujuan dan fungsi pendidikan di SD? Tidak usah bingung, kendati antara keduanya sulit dipisah-pisahkan, namun masing-masing memiliki esensi yang berbeda. Ingatlah, jika tujuan mengacu pada sesuatu yang akan dicapai setelah suatu proses tertentu dilaksanakan, maka fungsi mengacu pada kegiatan yang seharusnya atau sepatutnya dilakukan karena posisinya dalam konteks tertentu. Sebagai contoh, fungsi orang tua kepada anak-anak mereka adalah memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan, menyayangi dan mengasihi, mendidik, memberikan perlindungan dan rasa aman kepada anak-anak mereka. Jika orang tua tidak menunjukkan fungsi-fungsi tersebut secara nyata dalam kehidupan keluarganya maka berarti akan kehilangan statusnya sebagai orang tua. Contoh lain; fungsi lem adalah merekat, fungsi pedagang adalah melayani pembeli, fungsi dokter adalah mengobati dan sebagainya.

Para pakar pendidikan banyak yang sependapat bahwa fungsi pendidikan adalah meliputi: (1) fungsi individuasi, (2) fungsi sosialisasi, (3) fungsi nasionalisasi, dan (4) fungsi humanisasi. Di dalam prakteknya, perwujudan antara fungsi yang satu dengan yang lainnya sulit dipisah-pisahkan. Meskipun demikian, supaya Anda lebih dapat memahami konsep pendidikan dengan lebih baik, fungsi-fungsi pendidikan itu akan dijelaskan satu persatu, oleh karena itu coba fokuskan perhatian Anda pada penjelasan berikut.

Baca juga : Pengertian Kurikulum 2013 (K13) Komponen Serta Fungsinya

Pertama adalah fungsi individuasi. Ingat istilah individuasi ini jangan sampai tertukar dengan individualisasi, sebab antara kedua kata itu memiliki arti yang sangat berbeda. Individuasi merujuk pada proses untuk menjadi diri sendiri sebagai pribadi yang unik, berbeda dengan pribadi yang lain. Seseorang berupaya mencapai prestasi terbaik dalam hal tertentu dengan bertumpu pada pemanfaatan segenap potensi yang dimilikinya tanpa tergantung kepada usaha orang lain. Jadi individuasi merupakan tujuan dan fungsi pendidikan yang paling hakiki. Dimanapun pendidikan harus berfungsi demikian, jangan sebaliknya membuat seseorang menjadi lebih dependen atau tergantung pada yang lain. Berbeda sekali dengan istilah individuasi di atas, istilah individualisasi merujuk pada suatu proses dalam interaksi sosial dimana tingkah laku seseorang diarahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, tanpa menghiraukan kebutuhan dan keberadaan orang lain. Katakanlah seseorang itu namanya “Sipulan.” Dengan demikian Sipulan itu banyak yang menyebutnya sebagai orang yang egois, individualistik, atau egosentris. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli kepada orang lain di sekitarnya, yang penting kepentingannya terpenuhi, tidak peduli ada orang lain yang menderita akibat perbuatan dirinya. Jadi Sipulan selalu menempatkan dirinya sebagai pusat perhatian, orang lain adalah obyek untuk memenuhi kesenangannya sendiri. Jadi antara individuasi dan individualisasi cukup kontras perbedaannya bukan? Individuasi konotasinya pada pola perbuatan seseorang yang mandiri, sedangkan individualisasi konotasinya pada pola perbuatan seseorang yang lebih menonjolkan kepentingan diri sendiri tanpa menghiraukan orang lain.

Kedua adalah fungsi sosialisasi dan pembudayaan. Anak adalah makhluk sosial yang dapat hidup dan berperikehidupan sebagai manusia yang baik jika kehidupan lingkungan sosialnya baik. Fungsi ini adalah untuk mengembangkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Fungsi ini tidak dapat dipisahkan dengan fungsi pembudayaan. Dengan fungsi ini pendidikan yang diselenggarakan harus selalu mendorong dan mengkondisikan anak didik untuk melakukan apa yang disebut dengan belajar sosial (social learning), anak diajarkan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dengan memahami, menghayati dan melaksanakan sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Anak akan menunjukkan perilaku sosial yang baik seperti jujur, peduli, sopan-santun, toleran, dan sebagainya bilamana lingkungan sosialnya memang demikian. Pendidikan harus mewariskan nilai-nilai budaya yang luhur kepada semua anak didik. Anak harus mengenal dan mencintai kebudayaan yang ada di lingkungan masyarakatnya sendiri, jangan sampai anak didik lebih mengenal dan mencintai kebudayaan asing dari pada kebudayaannya sendiri dimana dia hidup. Sebagai contoh anak jangan sampai lebih mencintai tarian chacha dari pada tarian dari daerahnya sendiri. Anak jangan sampai asing dengan bahasa daerahnya sendiri. Jadi dengan fungsi ini anak akan memiliki identitas sosio-budaya yang unik, berbeda dengan anak lain yang hidup dalam lingkungan sosio-budaya yang lain.

Baca Juga : Cara Peyusunan Kisi-Kisi Soal Kurikulum 2013

Ketiga adalah fungsi nasionalisasi. Fungsi ini mengandung arti bahwa pendidikan harus mendidik anak untuk menjadi warga negara yang baik. Dengan fungsi ini, pendidikan harus menumbuhkembangkan kesadaran, kecintaan dan kebanggaan setiap anak didik untuk menjadi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pendidikan harus mengenalkan berbagai

khasanah kekayaan yang dimiliki oleh negara dalam berbagai aspek agar anak memiliki rasa cinta dan bangga terhadap negaranya sendiri. Anak harus sampai memiliki sikap yang mantap seperti ini: “baik buruk adalah negaraku sendiri” Banyak cara agar anak mengenal dan mencintai negara. Bisa melalui pendidikan IPS, pendidikan Pramuka, wisata, dan sebagainya.

Keempat adalah fungsi humanisasi. Fungsi ini mengandung arti bahwa pendidikan berkewajiban untuk menumbuhkembangkan anak untuk menjadi bagian dari umat manusia di dunia, tanpa harus rikuh dengan perbedaan suku, ras, dan agama. Dengan melaksanakan fungsi ini, anak dididik untuk mengembangkan sikap saling menghargai atau toleran terhadap perbedaan, hidup rukun dan damai dalam keragaman tanpa kehilangan identitasnya sendiri. Jadi anak harus disiapkan untuk mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan siapa pun dari negara manapun asalnya agar dapat menjadi warga dunia (cosmopolitant) yang baik, tetapi tetap memiliki identitas yang khas. Cara yang dapat diupayakan antara lain adalah anak SD mulai diperkenalkan dengan bahasa Inggris sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan warga negara lain di dunia, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui internet.

Dengan rumusan yang berbeda, Umar Tirtarahardja dan La Sula (1995) mengemukakan fungsi pendidikan sebagai berikut :
  1. Transformasi budaya, pendidikan dalam hal ini berfungsi untuk mewariskan budaya dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, bagaimana suatu masyarakat melestarikan adat istiadat, nilai atau kebiasaan-kebiasaan yang dianggap baik kepada anak dan generasi penerusnya. Fungsi ini juga berkenaan dengan bagaimana pendidikan mengubah nilai-nilai tertentu atau mengembangkan nilai-nilai baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan masyarakat.
  2. Pembentukan pribadi, pendidikan merupakan upaya yang sistematis untuk membentuk dan meningkatkan kualitas kepribadian individu. Karakteristik kepribadian yang kreatif, mandiri, tanggung jawab, ulet dan tekun merupakan sifat-sifat yang dituju dari fungsi ini.
  3. Penyiapan warga masyarakat dan warga negara, pendidikan berupaya untuk membentuk siswa agar menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik, sesuai dengan tujuan dan falsafah Bangsa, mengetahui dan mampu menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat dan warga Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan perundang-undangan dan hukum yang berlaku.
  4. Penyiapan tenaga kerja, pendidikan berupaya memberi berbagai kemampuan, sikap serta keterampilan kepada siswa untuk menjadi manusia yang produktif bagi kehidupan dirinya, keluarga, masyarakat dan bangsanya. Apalah artinya jika pada akhirnya manusia yang telah di didik tidak dapat mencari penghidupannya secara mandiri melalui bekerja yang mendatangkan penghasilan tertentu.
Selanjutnya fungsi pendidikan di SD, tidak dapat terlepas dari fungsi pendidikan dasar. karena pendidikan di SD merupakan bagian dari pendidikan dasar. Pendidikan dasar berfungsi sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah untuk mengembangkan dasar pribadi manusia sebagai warga masyarakat dan warga Negara yang berbudi luhur, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki kemampuan dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya dan bekal hidup di masyarakat.

Baca Juga : Kompetensi profesional guru

Memperhatikan fungsi pendidikan pada umumnya dan fungsi pendidikan dasar di atas, maka fungsi pendidikan di SD adalah :

Pertama, fungsi yang sangat mendasar dari pendidikan di SD adalah fungsi pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak. Ini berarti di dalam pelaksanaannya, pendidikan di SD harus menekankan pembentukan dasar-dasar kepribadian anak sebagai individu yang utuh. Anak adalah bukanlah miniatur orang dewasa, bukan pula bejana kosong yang dapat diisi oleh apa saja. Sebagai individu, setiap anak SD memiliki kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan tingkat kematangannya masing-masing.

Kedua, fungsi pendidikan di SD adalah menyampaikan warga masyarakat dan warga negara Republik Indonesia yang baik. Pendidikan di SD harus menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar untuk menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik. Anak harus belajar, mengetahui dan menyadari hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dan warga negara yang baik memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan serta memiliki budi pekerti yang luhur, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Ketiga, transformasi budaya yaitu bagaimana pendidikan mempertahankan dan atau mengubah nilai-nilai tertentu atau mengembangkan nilai-nilai baru yang dipandang lebih sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Keempat, fungsi transisional (antara). Sejak dilaksanakannya wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, fungsi pendidikan SD telah mengalami perubahan yang mendasar. Pendidikan SD tidak menjalankan fungsi terminal melainkan menjalankan fungsi transisional. Artinya, bagi setiap anak usia sekolah (6 – 13 tahun), menamatkan pendidikan di SD bukan lagi sebagai kondisi akhir dari pendidikan formal yang diharapkan melainkan sebagai tujuan karena setelah itu semua pihak harus membantu individu tamatan SD untuk melanjutkan pendidikan di SLTP/Mts.

Anda sebagai pendidik di SD harus menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif atau mendukung agar pendidikan benar-benar mengimplementasikan fungsi-fungsi tersebut secara terintegrasi, dinamis, dan efektif. Oleh sebab itu, menurut Sunaryo Kartadinata (1996) Perkembangan siswa secara optimal harus menjadi tujuan pembelajaran di SD (jangan diartikan sama dengan pemberian materi pelajaran saja). Anda harus ingat, bahwa dalam diri anak itu ada suatu instrumen vital untuk mengembangkan diri yaitu akal pikiran. Perkembangan optimal juga mencakup perkembangan konsep diri, emosi, kemandirian dan tanggung jawab. Dalam aspek konsep diri, siswa SD mungkin masih cenderung egosentris, belum mampu melihat diri secara objektif, namun pada kelas 5 dan 6, secara berangsur-angsur akan berubah sesuai tingkat kematangannya, yakni menyadari akan hubungan diri dengan lingkungan atau orang lain itu berbeda dengan dirinya.

Aspek emosi yang tadinya belum stabil; agresif secara fisik, kurang menyadari kesalahan berangsur-agsur akan berubah menjadi kooperatif, toleran, dan sadar kesalahan. Dengan kata lain, berkembangnya kesadaran akan kepentingan orang lain. Kecenderungan ragu-ragu mengambil inisiatif, membuat keputusan tanpa mempertimbangkan risiko masih merupakan ciri yang menonjol. Kesadaran akan tanggung jawab ditunjukkan oleh siswa SD dengan hasrat untuk menentukan kegiatan sendiri, mengambil prakarsa, kesediaan bekerja sama, berani mengambil risiko dan sikap tidak bergantung kepada guru.

Dalam aspek sosial, siswa SD menunjukkan kecenderungan untuk senang bersama dengan orang lain, terbuka terhadap informasi, mulai sadar akan identitas gender (jenis kelamin), yang diikuti dengan hasrat untuk menunjukkan identitasnya itu. Namun, hasrat permusuhan tidak toleran dan individualistik masih menonjol. Perkembangan etika siswa SD cenderung masih berorientasi eksternal. Moralitas, etika, dan norma ditaati supaya terhindar dari hukuman atau untuk memperoleh ganjaran semata.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
  1. Cobalah kaji dan bandingkan dengan seksama antara fungsi pendidikan pada umumnya, fungsi pendidikan Nasional, dan fungsi pendidikan Dasar. Dalam aspek apa saja terdapat perbedaannya? Jelaskan keterkaitan antara tujuan pendidikan dan fungsi pendidikan di SD! 
  2. Jelaskan fungsi-fungsi pendidikan dalam upaya optimalisasi perkembangan siswa SD?
Petunjuk Jawaban Latihan
  1. Bacalah Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Pendidikan Dasar dan sumber lain yang relevan. Lalu, deskripsikan perbedaan antara pendidikan dasar dengan pendidikan SD dalam sebuah matriks atau kolom tertentu.
  2. Bacalah kembali subpokok bahasan tentang fungsi pendidikan SD, temukan kata-kata kuncinya. Jelaskanlah pendapat Anda disertai contoh!
  3. Ingat-ingatlah pengalaman Anda membelajarkan siswa selama tiga bulan terakhir ini, fungsi apa saja yang telah Anda jalankan sebagai pendidik!

RANGKUMAN 

Camkanlah dengan baik!
Fungsi pendidikan pada umumnya adalah meliputi: (1) fungsi individuasi, (2) fungsi sosialisasi, (3) fungsi nasionalisasi, dan (4) fungsi humanisasi.

Pendidikan dasar berfungsi sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah untuk mengembangkan dasar pribadi manusia sebagai warga masyarakat dan warga Negara yang berbudi luhur, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki kemampuan dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya dan untuk bekal hidup di masyarakat.  Sekurang-kurangnya pendidikan di SD memiliki empat fungsi utama, yaitu Pertama, fungsi yang sangat mendasar dari pendidikan di SD adalah

fungsi pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak. Kedua, fungsi pendidikan di SD adalah penyiapan warga masyarakat dan warga negara Republik Indonesia yang baik. Ketiga, transformasi budaya menjadikan anak agar mengenal dan berbudaya Indonesia. Keempat adalah pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar untuk melanjutkan pendidikan di SLTP/Mts.

TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Berikut ini adalah fungsi pendidikan pada umumnya, kecuali ....
A. individuasi
B. sosialisasi
C. nasionalisasi
D. globalisasi

2) Fungsi individuasi adalah fungsi pendidikan untuk mengembangkan anak agar menjadi ....
A. manusia yang beradab
B. dirinya sendiri (mandiri dan bertanggung jawab)
C. warga masyarakat dunia
D. warga negara Indonesia yang baik

3) Berikut adalah bukan merupakan fungsi pendidikan di SD ....
A. pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak
B. penyiapan warga masyarakat dan warga negara Republik Indonesia yang baik
C. penyiapan tenaga kerja yang terampil
D. pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar untuk melanjutkan pendidikan di SLTP/Mts.

4) Berikut adalah bukan perwujudan dari fungsi pembentukan dasar kepribadian anak di SD, yaitu guru .....
A. mengenalkan berbagai jenis kebudayaan yang ada di Indonesia
B. membantu anak untuk mengenal kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh diri anak sendiri
C. membiasakan anak untuk berperilaku jujur, percaya diri, mandiri dan berdisiplin
D. mengajarkan bagaimana menjaga kesehatan dan kebersihan badan sehari-hari

5) Guru mengadakan pengajaran remedial untuk membantu siswa yang belum menguasai pokok bahasan yang ditetapkan dalam mata pelajaran berhitung.

Kegiatan guru ini merupakan perwujudan dari fungsi ….
A. pembekalan melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs
B. penyiapan warga negara yang baik
C. pembudayaan anak
D. pengembangan dasar kepribadian



Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.


Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar ´100% Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik ,70 - 79% = cukup, < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.



Kunci Jawaban
Tes Formatif 3 


1) C. Nasionalisasi.
2) C. Warga masyarakat dunia.
3) A. Pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak.
4) A. Mengenalkan berbagai jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.
5) B. Penyiapan warga negara yang baik

Posting Komentar

Terimakasih Sudah Berkunjung di webset mbahguru.co.id

© Copyright 2019 Mbah Guru

Form WhatsApp

This order requires the WhatsApp application.

Order now